Jumat, 04 April 2008

Jika Balita Anda Berbohong

Source : milist

Sebenarnya, anak-anak, sampai usia tiga atau empat tahun yang mengatakan sesuatu yang tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataan tidak dapat dikatakan berbohong. Sebab, mereka sebenarnya belum benar-benar dapat membedakan antara realitas dengan khayalan. Artinya, anak-anak seusia itu belum bisa menangkap arti konsep 'berkata jujur' dan 'berkata bohong'.

Berikut ini adalah beberapa penyebab anak berbohong,
Imaginasi yang Aktif, beberapa anak memiliki daya imajinasi yang tinggi, kadang-kadang anak ini menganggap imajinasi mereka sama seperti kenyataan, sehingga mereka mengatakan sesuatu yang sebenarnya berasal dari imajinasi mereka.

Pelupa, anak-anak balita belum memiliki daya ingat sebaik orang dewasa. Jika misalnya Anda memarahi anak Anda karena mencorat-coret dinding dengan krayon dan anak Anda yang berusia dua tahun menyangkalnya, ia tidak bisa dibilang berbohong, mungkin ia benar-benar lupa, atau jika ia ingat, ia benar-benar berharap bukan ia yang melakukannya karena ia tidak ingin Anda marahi. Mungkin juga karena mereka belum mampu memisahkan pikirannya dengan kenyataan.

'Sindroma Malaikat', sering terjadi pada anak yang terlalu dimanjakan oleh orangtuanya, sehingga ia jadi yakin bahwa ia tak mungkin berbuat kesalahan dan kemudian mempercayainya. Jalan pikiran anak seperti itu kira-kira begini: 'Ayah dan Ibu sangat sayang kepada saya karena saya adalah anak baik. Anak baik tak mungkin mencoret-coret tembok seperti itu. Jadi tak mungkin saya yang mencoret-coret tembok (padahal memang ia yang melakukannya)
'.

Apa Yang Harus Dilakukan?
Wajar jika Anda cemas jika anak Anda 'berbohong' - orang tua mana yang menginginkan anaknya jadi pembohong? Tetapi, cara terbaik menghadapi 'kebohongan' anak kecil adalah sikap relaks, dan menganggapnya sebagai dongeng versinya sendiri. Toh, Anda juga sering menceritakan dongeng, yang notabene juga tak sesuai dengan kenyataan. Jadi, kenapa anak Anda tak boleh mendongeng juga? Lagipula, kebohongan mereka - menurut Berry Brazelton, dokter anak terkenal dan penulis buku Touchpoints - merupakan bagian dari perkembangan yang normal.

Karena itu, Anda tak perlu menghukkum jika mereka berbohong, tetapi Anda dapat melakukan beberapa hal untuk mengajarkan nilai-nilai kejujuran, seperti:
Menghargai Kejujuran, jangan marah-marah jika anak Anda mengaku telah berbuat salah, karena ia akan berpikir kejujuran malah berakibat negatif baginya. Lebih baik katakan terima kasih karena ia telah berkata jujur.

Jangan Menuduh, gunakan kalimat yang akan mengundang pengakuan. Daripada berkata 'Pasti Roni yang mencoret dinding!', lebih baik Anda berkata 'Siapa yah yang mencoret dinding? bantu Mamah membersihkannya yuk..!'.

Jangan Membebani Anak, jika menerapkan sejumlah aturan dan larangan, kemungkinan besar mereka belum mampu memahami atau mengikuti aturan dan larangan tersebut. Mereka akan terpancing berkata bohong jika berbuat salah untuk menghindari amarah Anda.

Bangun Kepercayaan, buat anak mengerti, Anda mempercayainya, dan Anda juga bisa dipercaya. Caranya adalah dengan selalu berkata jujur kepada mereka. Misalnya, jika anak Anda sakit dan harus disuntik, jangan mengatakan disuntik itu tidak sakit, karena beberapa detik kemudian ia akan segera tahu bahwa kata-kata Anda tidak benar. Juga, cobalah menepati semua janji Anda kepadanya, dan meminta maaf jika Anda tidak bisa menepatinya.

Tidak ada komentar: